poskomalut, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Selatan (Halsel), Maluku Utara mencatat sebanyak 116 kejadian bencana mulai dari Januari hingga Oktober 2025.
Dalam kurun waktu tersebut, ada 92 kasus kejadian bencana yang tercatat memiliki dampaknya cukup signifikan.
Kepala BPBD Halsel, Aswin Adam, menyatakan dari total 116 kejadian bencana, yang paling dominan ada 76 kasus, disusul abrasi pantai sebanyak 14 kejadian, angin kencang 10 kejadian, longsor 7 kejadian, serta kebakaran permukiman 9 kejadian.
“Aspek meteorologis dan klimatologis seperti curah hujan tinggi, angin kencang, serta fenomena pasang surut laut ekstrem menjadi pemicu utama bencana di tahun ini,” ungkap Aswin Adam dalam keterangan resmi yang diterima media ini, Rabu (29/10/2025).
Dirinya menyebutkan, bahwa dari seluruh bencana yang tercatat, 92 kejadian di antaranya berdampak signifikan terhadap masyarakat, baik secara sosial maupun ekonomi.
Jumlah total korban terdampak mencapai 5.324 kepala keluarga atau setara dengan 18.761 jiwa.
“Dampak sosial dan ekonomi cukup terasa, terutama di wilayah pesisir dan daerah rawan banjir. Kami terus melakukan langkah-langkah mitigasi dan penanganan darurat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya penguatan ketahanan masyarakat terhadap ancaman bencana (community resilience),” ujarnya.
Dalam upaya penanganan, BPBD Halsel telah melaksanakan berbagai langkah strategis mulai dari pemberian bantuan logistik, kebutuhan dasar bagi warga terdampak, pelaksanaan pekerjaan fisik penanganan darurat, hingga bantuan perbaikan rumah bagi korban bencana.
“Kami berkomitmen agar setiap respon bencana tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga adaptif terhadap perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Kami juga terus melakukan pemantauan kondisi cuaca melalui koordinasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta mengintensifkan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat di wilayah rawan, bencana,” pungkasnya.


Tinggalkan Balasan