MOROTAI-PM.com, Pihak Kepisian Resort (Polres) Pulau melalui unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pulau Morotai terus mendalami kasus dugaan pencabulan terhadap Mawar, (nama samaran) balita yang masih berumur 2 tahun dan melibatkan I (24), yang tak lain adalah kakek tiri dari Mawar.

Penyidik Reskim terus mendalami kasus dugaan pencabulan itu terungkap berdasarkan pernyataan Kapolres Morotai AKBP A’an Hardiasyah.

Menurutnya, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus dimaksud. “Sementara dalam proses penyidikan (kasus dugaan pencabulan), jadi masih dalam pendalaman berita acara pemeriksaan,”ungkapnya.

Kasus dugaan pencabulan telah dilaporkan ke Polres Morotai sehingga pihaknya tetap melakukan pemeriksaan terhadap pelaku.”Pelaku tetap kita lakukan pemeriksaan.”tegas A’an.

Hanya saja lanjut Dia, untuk pemeriksaan terhadap saksi maka pihaknya tetap berdasarkan aturan yang berlaku yakni dengan menggunakan perlindungan anak.

“Tapi untuk saksi kita lindungi dengan perlindungan anak dan perempuan,”katanya sembari memberikan penegasan bahwa kasus itu tetap dalam proses pendalaman.

Untuk diketahui, kasus dugaan pencabulan yang melibatkan kakek tiri dari Mawar itu terbongkar setelah Reni, nenek dari Mawar mencurigai cucunya merasa kesakitan di alat kelaminnya. “Korban akhir-akhir ini mengeluh karena kesakitan di kelamin, namun suami saya mengatakan bahwa anak ini dia kencing rasa saki, dan saya langsung menyuruh suami saya untuk belikan obat amoxcilin tetapi dia tidak beli. Selain itu, si korban juga mengeluh kepada ibunya bahwa pelaku sering lakukan di kamar, Jadi setiap hari itu kalau saya pe laki mau dukung pe dia itu dia merontak dan menangis. Mungkin dia trauma karena sakit,”ungkap Reni kepada sejumlah awak media, Senin (8/2/2021).

“Waktu cucu saya nangis di kamar itu saya langsung hoba (ngintip) dari celah dinding yang terbuat dari papan dan saya melihat sering dia (pelaku) isap-isap anak itu terus dan dia pegang-pegang anak pe panta lagi. Terus saya bilang ngana bikiapa, tapi dia bilang tarada, terus setiap malam itu dia sering nonton film Bokep sampe subuh,”cerita Reni kembali.

Karena merasa kasihan karena cucunya kesakitan, Dirinya bersama keluarganya kemudian berinisiatif membuat laporan ke pihak kepolisian untuk bisa ditindaklanjuti. Selain itu, pihaknya juga ikut membawa cucunya di visum. Namun, hasilnya mengejutkan karena dugaan mereka ada keganjalan.

”Setelah membuat laporan mereka langsung menuju RSUD untuk dilakukan visum, kemudian Dokter langsung mengarahkan untuk buka celana korban untuk visum, setelah Dokter melihat dan memeriksa Dokter kaget dan geleng-geleng kepala, dan Dokter mengatakan bahwa anak ini (korban) serabutnya sudah tidak ada. Ini kemungkinan dorang kasih masuk tangan,”ungkapnya. (Ota/red)