TERNATE-PM.com, Kemendikburistek melalui PPPPP PKn dan IPS menggelar simposium guru penggerak angkatan dua tahap dua dengan tema Sinergitas Guru Penggerak denan Pemerintah Daerah Dalam Proses Transformasi Pendidikan. Simposium itu dilaksanakan selama tiga hari sejak Senin 14-16 Rabu Februari di Hotel Sahid Bela, Kota Ternate, Maluku Utara.

Koordinator Evaluasi Program Publikasi Data dan Informasi PPPPTK PKN dan IPS Ditjen GTK Kemendikburistek, Toni Satria Dugananda menyampaikan, pemerintah menyiapakn program guru penggerak dalam rangka meperbaiki mutu pendidikan nasional. Hadirnya program guru pnggerak sangat penting karena akan menjadi motivator inisator atau model bagi guru-guru yang lain.

“Yang paling penting itu untuk memperbiki mutu pembelajaran pendidikan di wilayah di mana guru penggerak itu bertugas,” ujarnya.

Secara nasional, Indonesia sedang menghadapi bonus demografi yang sangat luar biasa di tahun 2045. Dalam menyiapkan diri menghadapi itu, salah satunya melalui program guru penggerak.

“Saat ini anak-anak kita yang usianya 12-17 tahun, di 2045, mereka akan menjadi sumberdaya yang produktif. dan itu harus dipersiapkan dari sekarang. Salah satunya melalui program guru penggerak ini,” ujar Toni kepada awak media, usia pembukaan kegiatan simposium, Senin (14/2/2022).

Ia menjelaskan, penunjukan Maluku Utara sebagai tuan rumah guru penggerak karena merupakan wilayah perwalian PPPPTK PKN dan IPS Ditjen GTK Kemendikburistek. Adapun, peserta guru penggerak itu mengikuti tahapan seleksai pada Februari 2021. Kegiatan guru penggerak berlangsung selama tiga hari kedepan. Pada hari pertama dibuka dengan pembentukan koordinator. Hari kedua, peserta guru penggerak mempresentasikan perjalanan mereka selama mengikuti kegiatan tersebut. Hari ketiga penyerahan guru penggerak ke pemerintah daerah.

Toni berharap, pada puncak simposium yang ditandai dengan penyerahan guru penggerak dari Kemendikburistek melalui PPPPP PKn dan IPS bisa dihadiri masing-masing kepala daerah da Gubernur Maluku utara. Tujuannya, para kepala daerah dapat mengetahui ada agen perubahan yang membantu pemerintah meningkatkan mutu pendidikan.

“Mereka (guru penggerak) didik selama sembilan bulan itu bukan dengan didikan yang sederhana. Tapi mereka dibekali dengan serangkain komptensi yang luar biasa. Kami berharap guru penggerak dapat bermitra dan bersinergi dengan pemerintah daerah untuk percepatan pembangunan pendidikan di Maluku Utara,” harapnya.

Diketahui, ada 28 peserta yang mengikuti guru penggerak yang berasal dari tiga dareah di Maluku Utara. Tiga daerah tersebut adalah Kota Ternate 9 perserta, Tidore 14 dan Halut 5 peserta.

Sementara, Kabid Dinas Pendidikan Maluku Utara, Ruslan Zainuddin megatakan pemerintah Provinsi Maluku Utara sangat merespon kegiatan guru penggerak. Kata dia, semua guru di Maluku diharapkan dapat megikuti program penggerak.

Dikataknnya, respon nyata dari pemerintah provinsi terhadap program tersebut adalah pendampingan pengajar praktik dari guru penggerak. Kata dia, guru yang mengikuti guru penggerak, semua jenjang.