MOROTAI-PM.com, Angka masyarakat yang terpapar positif korona di Kabupaten Pulau Morotai (Maluku Utara) saat ini sudah mencapai 534 orang. Angka positif itu didapat dari ketika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pulau Morotai dan tim Satgas Kabupaten memberlakukan sistem karantina sejak Maret tahun 2020 kemarin maupun sistem swab bagi pelaku perjalanan.

Hanya saja, walaupun angka postif cukup tinggi, namun, kasus kematian akibat positif korona sepanjang Maret 2020 hingga Januari 2021, empat orang. Bahkan, kematian keempat orang itu memiliki penyakit bawaan yang cukup sulit disembuhkan misalnya kanker maupun tumor.

Berdasarkan data yang dirilis kepada Poskomalut.com oleh tim Satgas Covid 19 melalui Direktur RSUD Morotai dr Novindra Humbas pertanggal 24 Januari 2021, kasus konfirmasi positif Corona sudah mencapai 534 orang, sementara kasus meninggal 4 orang. Selesai isolasi/sembuh 520 orang, sedangkan kasus suspek 0 jiwa termasuk kasus probable juga 0 jiwa.

Terkait dengan empat orang yang meninggal dunia. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Morotai dr Novindra Humbas ketika dikonfirmasi media ini beberapa waktu lalu, membenarkan jika mereka meninggal karena penyakit penyerta.

“Empat orang meninggal dunia itu dari kasus memang itu penyakit bawaan yang menyerta,”ungkap Novindra.

Ia mengaku, misalnya pasien pertama yang meninggal dunia itu mengalami penyakit asma dan asam lambung sedangkan pasien kedua itu mengalami sakit paru paru atau TBC.

“Dari kasus memang itu penyakit bawahan yang menyerta yang komortif, kasus pertama almarhum itukan beliau ternyata ada penyakit asma dan asam lambung, karena memang terlambat bawa ke rumah sakit, kalau yang kedua itu kalau tidak salah dia ada penyakit paru paru TBC juga sih,”akunya.

Sedangkan pasien Covid 19 yang ke tiga dari Desa Korago mengalami sakit kanker darah atau Leu kimia, sementara pasien Covid 19 ke empat dari Desa Buho Buho mengalami sakit kanker rahim dan anemia.

“Kalau yang ketiga itu dari Desa Korago dia juga kangker darah leu kimia dan yang ke 4 itu dari Desa buho-buho dan anemia, anemia itu HB masuk enam, jadi dia sempat mengalami transfusi darah sudah normal 12 tapi memang kalau leukimia kanker darah kalau tidak penanganan dengan cara protokol kangker itu susah tertolong, kan dia harus di laser, ibu yang di desa buho buho itu dia kanker rahim, anemia juga dia perdarahan baru dia ada kangker lagi,”ungkapnya

Novindra yang biasa dipanggil dokter Tony itu menerangkan, bahwa pada kasus pasien pertama, saat dirapid test awal non reaktif namun gejalanya sakitnya khas Covid.

“Memang kasus yang pertama yang meninggal itu dia belum tetap, repid nya non reaktif gejalanya khas Covid, terus belum di swab belum keluar hasil sudah meninggal, dan penguburan besok hasilnya keluar lusa baru ketahuan (Covid), Sama juga dengan kasus 02 dari Desa Lusuo yang meninggal begitu juga di swab hari ini meninggal dan di bawa pulang sudah dikuburkan baru hasilnya keluar malam,”terangnya.

Pada kasus pasien ketiga dan ke empat yang sakit karena kanker darah atau kanker rahim itu sudah terdeteksi Covid, sehingga langsung di beri pelayanan di ruang isolasi.

”Kalau kasus yang ketiga dan ke empat ini memang sudah penanganan di isolasi Covid di Rumah Sakit, jadi kita penanganan Covid signikan pasien masuk langsung di skining, jika ada gejala langsung di rapid, yang reaktif kita langsung transit ke ruang transit, ruang transit ini untuk menunggu hasil VCR, dan di ruang transit satu dua hari langsung keluar hasil, jika hasilnya positif langsung masuk di ruang isolasi.”jelasnya.

Ia mengungkapkan, di Morotai sudah ratusan orang yang terkena Covid 19, namun, mereka sembuh. Penyembuhan itu bisa secara sendirinya tergantung imun seseorang.

“Kita sudah melayani pasien covid, ratusan malah sudah sembuh, Covid inikan bisa sembuh sendiri, 14 sudah bisa sembuh dia tidak sama dengan HIV dia prisesnya lama kalau kena dia dua tahun baru menunggal, Enaknya di Covid inikan kalau sudah positif Covid dan sembuhkan dan bisa dikatakan sudah aman untuk pandemi ini.

Dan jika terpapar lagi ke dua kali 1 X 24 jam sel memori imun tubuhnya langsung bisa menyerang virus Covid.”pungkasnya.(Ota/red)