TERNATE-PM.com, Anggota DPRD Kota Ternate, Nurlela Syarif mengatakan, dirinya bingung dengan instrumen yang dipakai Pemerintah Kota (Pemkot) Ternate, terkait optimalisasi Musrenbang dalam memenuhi kebutuhan perencanaan pembangunan di tingkat Kelurahan. “Rata -rata pemerintah kelurahan mengeluhkan tidak maksimalnya realisasi pengajuan program rencana pembangunan dan kegiatan prioritas publik saat Musrenbang,” ungkap Nurlela saat ditemui disela-sela Reses di Dapilnya, Kecamatan Ternate Tengah.
“Kita evalauasi di wilayah Kecamatan Ternate Tengah, terealisasi hanya 1,6 persen yang terimplementasi dalam APBD. Masalah ini akan kita prioritaskan tahun 2020-2021, kita minta ketegasan pemerintah daerah, karena hasil Musrenbang juga tidak maksimal,” tambah Nela menegaskan.
Politisi NasDem ini mempertanyakan, usulan pembangunan atau program kelurahan melalui Musrenbang itu seharunya direncanakan berstandar, sehingga beberapa tahun usulan yang diberikan pihak kelurahan, tidak diakomudir pemerintah daerah. “Setelah kita liat hasil Musrenbang dari tahun ke tahun, diusulkan namun penyerapannya sangat kecil. Kita liat untuk wilayah Ternate tengah hanya di kisaran 1,6 persen,” katanya.
Nela menjelaskan, mekanisme pembangunan berawal dari musyawarah rembuk warga dari tingkat Kelurahan ke Kecamatan, dimana setiap tahun ada alokasi anggarannya. Hal itu juga, lanjut Nurlela menjadi fondasi dasar kemudian hasil nya diperkuat oleh hasil pokok pikiran DPRD.
“Kita memiliki 8 Kecamatan, belum lagi pulau terluar porsi anggarannya sedikit, jadi peruntukannya harus dimaksimalkan, proses pembangunan wilayah dan kebutuhan masyarakat di setiap kelurahan,” ucapnya.
Pemerintah kelurahan khususnya di wilayah Ternate Tengah, sangat minim mendapatkan serapan agggran dari pemerintah Kota Ternate. Untuk itu kata dia, Pemkot dinilai tidak konsisten, jika tidak memakai instrumen Musrenbang atau Pokok Pikiran DPRD.
“Pembangunan itu berdasarkan kebutuhan masyarakat. ketika masyarakat butuh tidak di dikasih terus yang tidak dibutuhkan malah dikasih kan itu ironi yang tidak logis,” kesalnya. (beb/red)
Tinggalkan Balasan