Kripik dan Tempe Biji Durian

Juliyanti Umabaihi (Anggota Independensia & Mahasiswi Pertanian Unkhair)

The king of the fruit, seperti itu julukan buah durian yang diberikan oleh masyarakat di Indonesia. Sebab, hampir setiap orang menggemari buah berduri ini. Meski berduri, buah ini memberi cita rasa yang khas, memiliki tekstur daging yang lembut, harum dan manis. Uniknya, lewat aromanya yang tajam, dari jauh kita sudah dapat mengenali tanda-tanda keberadaan buah itu. Kendati begitu, ada sebagian orang yang tidak dapat melahap buah ini. Bahkan, sekadar mencium baunya, tidak bisa.

Di Maluku Utara, selain sebagai penghasil rempah-rempah, juga sebagai produsen buah-buahan seperti durian. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jendral Hortikular (2015-2019), produksi durian mencapai kurang lebih 792.51 ton per tahun. Tak heran, setiap musim durian, kita akan jumpai petani-petani buah yang memasarkan pelbagai macam durian di depan ruko, warung, terminal, lampu merah dan pasar. Durian tersebut dijual tanpa diolah. Ada pula yang telah diolah menjadi kue durian.

Selain membuat kue dari bahan dasar buah durian, biasanya masyarakat pun mengolola buah durian menjadi kolak durian. Kolak durian seperti jenis kolak pisang, hanya saja menggunakan daging durian sebagai bahan dasarnya. Biasanya, dalam pembuatan kolak durian mereka menggunakan durian mangkal (setengah matang). Namun biasanya, durian yang sudah matang pun turut disertakan sebagai bahan campuran.

Saat ini, tingkat pemanfaatan buah durian sebagai bahan olahan makanan sangat rendah. Karena itu, di daerah-daerah yang terdapat banyak buah durian, mereka telah bosan mengkomsumsi buah durian. Kalupun tidak dijual, dibiarkan hingga busuk. Selain itu, petani buah durian pun mengalami kerugian ketika buah duriannya busuk sebelum terjual habis. Selama ini, di Maluku Utara, masyarakat baru memanfaatkan buah durian dalam pembuatan kue, kolak dan dodol yang sudah tentu tidak dapat bertahan lama. Oleh karena itu, perlu juga diolah menjadi jenis kuliner lain, seperti membuat jus, tepung, selei, dan kripik yang dapat bertahan dalam jangka panjang.

Di lain sisi, mengkomsumsi buah durian juga memiliki dampak negatif, yaitu sampah kulit durian yang menumpuk. Mengatasi masalah itu, perlu adanya inovasi dalam pengolahan sampah kulit durian. Tentu dengan melibatkan masyarakat sehingga sampah durian dapat dimanfaatkan menjadi produk yang bernilai ekonomis. Kulit durian memiliki potensi untuk dikolala menjadi olahan makanan seperti kripik yang dapat bertahan lama dan dapat dikomsumsi setiap saat. Sebab, durian merupakan buah musiman, sehingga membuat kita tidak dapat mengkomsumsi setiap saat. Saat ini, kripik kulit durian belum banyak beredar di pasaran. Bahkan, mungkin saja belum diaplikasikan. Sebab itu, diharapkan dengan pengolahan kripik dari buah durian dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan pendapatan petani durian.

Pembuatan kripik durian, menggunakan kulit durian yang dihancurkan dengan alat penghancur ditambahkan dengan sedikit daging durian. Kemudian, dikeringkan untuk mengurangi kadar air dalam kulit durian, selanjutnya dibuat pati dengan menggunakan metode ekstraksi. Pengolahan kripik durian harus dikelola sedemikian rupa, sehingga menjadi kripik durian dengan rasa asli buah durian ataupun sedikit rasa buah durian.
Untuk membuat kripik durian, bahan-bahan yang diperlukan yaitu gula, garam, bawang putih, minyak goreng dan kapur sirih agar kripik durian lebih renyah. Kemudian, ditambahkan dengan bahan kimia lainya seperti akuades dan heksan.

Kripik durian dapat bertahan lama, praktis, muda dibawa ke mana-mana dan disimpan, serta dapat dinikmati kapan saja terutama santai sambil membaca ataupun menonton televisi. Kripik durian pun cocok menjadi salah satu cemilan bagi orang yang kurang suka melahap buah durian, dapat mencoba olahan lain dari daging durian yaitu kripik durian.

Tempe Biji Durian.

Di samping itu, biji durian pun dapat dimanfaatkan dalam pembuatan kripik dan tempe. Buah durian pada umumnya hanya dikomsumsi dalam keadaan segar. Dan, hanya dimanfaatkan dagingnya. Sementara bijinya, kebanyakan tidak dimanfaatkan dan dibuang begitu saja karena berlendir dan menimbulkan rasa gatal pada lidah sehingga menjadi sampah dan tidak bermanfaat (Kakerissa dkk., 2019).
Setiap musim durian, di lingkungan sekitar banyak kita dapati limbah biji durian yang menumpuk. Padahal, limbah itu dapat diolah menjadi beberapa produk maupun bahan baku etanol yang ramah lingkungan sebagai pengganti BBM yang lebih bermafaat.
Sampai sekarang, masyarakat belum memanfaatkan biji durian, selain dibuat bibit. Padahal biji durian mengandung nutrisi yang tinggi, yang bila mana diolah bermanfaat bagi tubuh. Ada sebagian masyarakat yang mencoba mengololah biji durian untuk membuat kolak atau dimakan setelah dibakar maupun direbus bijinya. Ada pula yang mengelolanya biji durian menjadi kripik tapi, sangat jarang. Sebab, dalam pembuatan kripik dari biji durian memerlukan penanganan khusus yaitu pada saat penghilangan lendirnya.

Melihat kandungan gizinya yang begitu tinggi dan cukup berpotensi sebagai bahan dasar dalam pengolahan pangan, alangkah baiknya bila biji durian tersebut dimanfaatkan sebagai makanan olahan. Misalnya, menjadi bahan baku dalam pembuatan tempe alternatif.

Sejauh ini, orang-orang hanya memanfaatkan kedelai dalam pembuatan tempe, padahal biji durian pun dapat dimanfaatkan dalam pengolahan tempe. Biji durian mempunyai tekstur yang keras seperti kedelai, dan mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Maka, biji durian dapat menjadi substrat bagi Rhizopus Oligosporus atau R. Oryceae, sehingga biji durian dapat dijadikan tempe alternatif dengan konsentrasi jamur tempe yang tepat.

Menurut Paulina (2010), setiap 100 gram biji durian mengandung nilai gizi tinggi, yaitu 2,4 g protein, 28,0 gram karbohidrat, 3,0g lemak dan 65,5 g air. Limbah biji durian dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif dalam pembuatan tempe. Pemanfaatan itu memfermentasikannya dengan jamur tempe atau Rhizopus oligosporus, yang merupakan jamur yang biasanya digunakan untuk fermentasi dalam pembuatan tempe kedelai.
Bila hal ini dilakukan, paling tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari serta dapat mengurangi limbah biji durian saat musim panen durian. Tanam durian memang dapat dimanfaatkan dalam berbagai macam pengolahan pangan baik kulit durian, daging, dan bijinya. Oleh karena itu, petani durian harus kreatif dan inovatif, memanfaatkan buah durian, agar dapat meningkatkan pendapatan. ***

Komentar

Loading...