Oleh: M. Kubais M. Zeen Editor, Penulis Freelancers.

Mendayung di Tengah Gelombang (Catatan 1 Tahun poskomalut.com)

M. Kubais M. Zeen Pernah Redaktur Posko Malut. Jebolan Lembaga Pers Doktor Soetomo (LPDS), Jakarta.

“Yang tak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan,
akan punah.”
(Charles Darwin)

Hari itu, 16 September 2020. Pesan singkat dari seorang penulis terkenal masuk di WhatsApp saya: “Poskomalut online cukup banyak yang baca ya.” Tak sediktipun saya meragukan pendapatnya. Dia bekerja di bagian data dan media Yayasan Bakti yang disokong dua lembaga di Kanada dan Australia, menerbitkan majalah BakTINews. Bidang ini membuatnya rajin mengikuti perkembangan informasi di media arus utama maupun online di kawasan timur Indonesia, tanpa kecuali, Ternate, Maluku Utara.

Pesan tersebut tentu mengejutkan lantaran poskomalut online (PM.com) baru menyapa pembaca 7 Oktober tahun lalu. Poskomalut.com bukan media online pertama di daerah ini. Media-media sejenis termasuk yang nasional sudah terlebih dahulu berasing menambatkan diri di hati pembaca di daerah yang penduduknya tak sampai dua juta jiwa, berbeda pula selera membaca berita.
Pendapat sejumlah kalangan bahwa poskomalut.com yang baru “seumur jagung” mampu merebut hati pembaca karena menyandang nama besar harian Posko Malut—media yang didirikan putra daerah yang bersaing dengan “anak” media nasional, tak sepenuhnya tepat. Sebab, pembaca poskomalut.com dengan motto “terdepan mengabarkan,” melampaui sekat geografis. Media yang digawangi Pemimpin Redaksi Julaiha Hi Amin dan Redaktur Magfira Amir, ini membikin sejumlah kalangan menengah ke atas di daerah padat penduduk, salah satunya Makassar, mengikuti perkembangan informasi daerah di poskomalut.com, di samping Fajar.com.

Selain itu, sepanjang pengamatan saya, poskomalut.com, ialah satu-satunya media online di Maluku Utara yang paling banyak dijadikan sejumlah penulis dari berbagai latar belakang disiplin berbagi gagasan: opini dan esai. Di antara mereka ada penulis beken seperti Murid Tonirio, King Faisal Soleman, dan M. Ghufran H. Kordi K. Menyusul pula Lusy Palulungan serta dua ahli statistis.
PM.com hadir tak lain karena perkembangan dan kemajuan teknologi informasi. Di era ini, perlahan tapi pasti, pembaca dengan berbagai latar belakang dan kepentingan berbeda mulai cenderung membaca media online yang cepat diakses. Media cetak menyajikan berita yang sama dengan media online akan sepi pembaca, oplah tiarap. CEO Posko Malut Grup, Burhan Ismail (BI) mampu membaca “arah angin” ini setelah 8 tahun 8 bulan bergelut dengan Harian Posko Malut yang didirikan pada 11 Januari 2010.

Posko Malut dengan “dua wajah” (cetak dan online) menyajikan berita-berita bernas, tajam, kadang merindingkan bulu, berjalan beriringan, saling menyangga di tengah gelombang persaingan merebut, menancapkan kuku pada setiap segmen pembaca, agar tak ketinggalan kereta.
Jalan yang ditempuh BI seperti yang telah diretas manajemen media besar di dunia, salah satunya The New York Times, dan media besar di negeri ini: Tempo, Kompas, Republika, Media Indoensia, Jawa Pos dan harian Bisnis Indonesia. Media-media yang menguasai pasar ini juga punya media versi online tersendiri.
Kendati saat ini poskomalut.com cukup banyak dibaca, manajemen media ini tak boleh kelewat jemawa. Cukup banyak media online di Maluku Utara, bahkan tumbuh laksana jamur di musim hujan terutama di musim pilkada, jadi tantangan tersendiri ke depan.

Seorang pimpinan media online mendata tak kurang 30 media online “berbasis” di Ternate. Beberapa di antaranya tak bisa dipandang sebelah mata karena dikelola jurnalis profesional dan sudah terbukti memajukan media cetak. Berita-berita yang disajikan bergendre sastrawi mulai diminati masyarakat karena daya pikatnya lebih kuat.

Pembenahan dan inovasi semua lini, tak bisa diabaikan. Diperlukan pula kreativitas jurnalis yang peka melihat sudut berbeda dari suatu objek pemberitaan—oleh BI sendiri pada berbagai kesempatan kerap menyebut, jurnalis harus memfungsikan semua indranya. Jika tidak, bukan mustahil, prestasi yang diraih dalam setahun mendayung, 7 Oktober 2019-7 Oktober 2020, akan beralih ke media online yang lain. (**)

Komentar

Loading...