TERNATE-pm.com, Calon Wakil Wali Kota, Nasri Abubakar berbicara mengenai masalah ketimpangan di tiga kecamatan terluar. Batang Dua, Hiri dan Moti (Bahim).
Nasri mengatakan, masalah kesenjangan dalam sektor pendidikan, infrastuktur dan kesehatan di Bahim perlu solusi kongkrit. Tawaran yang nanti dihadirkan pemerintahan Ternate Andalan Jilid II bersama calon Wali Kota, M. Tauhid Soleman, yakni energi bahan bakar minyak (BBM).
Sempat disinggung Nasri dalam debat terbuka pertama calon wali kota dan wakil wali kota beberapa waktu lalu, bawha energi BBM menjadi solusi paling dasar mengatasi masalah ketimpangan di tiga kecamatan terluar.
Upaya memberi rasa keadilan di lini sektor sudah dilakukan M Tauhid Soleman pada periode pertama. Dan, akan dituntaskan pada periode kedua nanti dengan menghadirkan SPBU di masing-masing kecamatan.
Nasri menerangkan, dirinya bersama Tauhid Soleman mengusung visi besar: Ternate Andalan. Ternate yang mandiri dan berkeadilan.
Untuk mewujudkan visi besar itu, terutama di Kecamatan Bahim, BBM menjadi faktor utama penggerak sektor ekonomi, pendidikan dan kesehatan.
Ia menyebut, satu wilayah mengalami kesulitan energi BBM, cenderung tertinggal. Hal itu terjadi di Bahim. Warga setempat mendapatkan amunisi BBM dari Kota Ternate dengan harga yang tinggi.
Sebab itu, menjadi tanggung jawab dirinya bersama Tauhid Soleman menghadirkan rasa adil, dalam konteks energi.
Setelah mendapat pasokan bahan bakar dengan harga terjangkau, diharapkan berdampak pada pertumbuhan ekonomi masyarakat Bahim. Terutama dalam menekan angka inflasi.
Nasri mencontohkan, jika harga BBM jenis Pertalite di Pulau Hiri Rp18.000 per liter. Dan, harga tersebut bisa ditekan diangka Rp10.000 perliter, lewat pengadaan fasilitas SPBU, maka setiap warga atau nelayan yang ingi melaut bisa menghemat Rp8.000.
“Kalau satu orang dalam satu bulan misalnya membutuhkan BBM 10 liter, maka ia harus menyiapkan modal Rp180.000. Namun, jika dipermudah harganya menjadi Rp10.000, maka bisa menghemat Rp80.000. Uang itu bisa dipakai untuk kebutuhan lain. Berarti daya beli meningkatkan, perputaran ekonomi pasti terjadi,” ucapnya kepada jurnalis media ini, di Ternate, Selasa (29/10/2024).
“Nilai uang yang sebelumnya sama, tapi pemanfaatanya lebih. BBM 10 liter pun didapat, dan kebutuhan lain juga bisa terpenuhi,” imbuhnya.
Lanjutnya, dalam mengatasi kesenjangan transportasi, tentu fasilitasnya disediakan. Tetapi, langkah itu belum menjadi sulosi utama. Karena, dasar dari fasilitas transporatisi bisa bergerak yakni energi bahan bakar.
Jika bahan bakar sulit didapatkan akan berpengaruh pada biaya transportasi. Sebab, menurut politisi Demokrat ber-backgroud pengusaha itu, pemenuhan fasilitas energi harus lebih diutamakan, baru bisa mengatasi ketimpangan lain.
Dampak lainnya, ketersiadaan stok BBM untuk warga dan nelayan pun selalu ada. Langkah baik itu sudah dilakukan Nasri di beberapa kabupaten. Sebut saja, Halmahera Timur (Haltim) dan Halmahara Selatan (Halsel).
Dirinya menceritakan, di Haltim, tepatnya di Kecamatan Wasile, sempat ada keraguan ketika dirinya berupaya menghadirkan fasilitas penunjang BBM. Namun, keraguan itu perlahan terbantahkan menyusul dampak dari sektor ekonomi dan pembangunan sangat dirasakan masyarakat setempat.
“Pemenuhan energi ini saya sudah lalukan di kabupaten lain. Di Halsel, Haltim dan lainya. Dampak yang dirasakan masyarakat luar biasa,” ucapnya.
“Daerah lain saja saya bisa, kok di daerah saya sendiri Kota Ternate, terutama untuk masyarakat di di kecamatan terluar tidak bisa begitu. Tentu sangat bisa. Kami akan buktikan itu,” sambungnya mengakhiri.
Tinggalkan Balasan