Pemasangan Patok Desa Tului-Toseho Tikep Berujung Ricuh
TIDORE-PM.com, Konflik tapal batas Desa Tului dan Desa Toseho, Kecamatan Oba Kota Tidore rupanya belum selesai meskipun sebelumnya sudah terjadi kesepakatan antara kedua desa saat pertemuan dengan pemerintah Kota Tidore. Kericuhan kembali terjadi dengan aksi palang jalan kedua desa setelah adanya pemasangan patok oleh Wali Kota Capt Ali Ibrahim dan pihak Kesultanan pada Rabu ( 27/11/2019).
Kericuhan kedua desa yang sudah terjadi lima kali ini kembali dilakukan masyarakat Desa Tului, setelah mengetahui patok tapal batas sudah ditancapkan wali kota dan pihak Kesultanan, tepatnya di salah satu pohon durian perbatasan antara kedua desa tanpa sepengetahuan masyarakat Desa Tului. Akibat dari pemasangan ini masyarakat Desa Tului melakukan aksi palang jalan menyebabkan lumpuhnya aktivitas angkutan darat yang menyambungkan Kota Tidore dan Halmahera Tengah dari siang hinggga sore kemarin terganggu.
Kepala Desa Tului Safrudin Safar, kepada sejumlah wartawan ketika dikonfirmasi menyampaikan aksi pemalangan jalan yang dilakukan masyarakat karena merasa tak puas dengan titik perbatasan yang kesannya berpihak kepada Desa Toseho. Bahkan masyarakat menilai pemasangan patok tidak diketahui masyarakat.
Pemalangan jalan raya ini sebagai bentuk pesan kepada pemerintah daerah dan pihak Kesultanan untuk mengubah keputusan yang tidak melibatkan masyarakat Tului. Bahkan, dalam pemasangan patok diketahui setelah rombongan Wali Kota dan Kesultanan kembali. ’’ Intinya masyarakat Tului anggap patok yang ditetapkan cacat hukum dan perlu ditinjau kembali,’’ ujarnya.
Safrudin juga mengaku sebelum penetapan tapal batas pemerintah daerah sudah mengundang perwakilan dari kedua desa untuk meminta pendapat dan saran. Namun, sampai saat ini belum ada titik temu. Setidaknya ada dua versi kesepakatan kedua desa dalam pertemuan bersama wali kota dan pihak Kesultanan, yakni versi Toseho menginginkan patok ditanam di pohon durian dan Tului menginmginkan di rumah Jufri.
Kendati demikian, hingga sore kemarin masyarakat Tului belum mengambil sikap untuk mencabut patok yang ditanam sambil mendengar alasan dari pemkot dan kesultanan. “Alasan dan dalil apa sehingga keputusan tapal batas itu ditentukan di pohon durian, “pungkasnya. (mdm/red)
Komentar