Pemda Morotai Dinilai Gagal Bangun Pariwisata

MOROTAI-PM,com, Selain menjadi pangkalan
militer saat perang dunia ke II, Pulau Morotai juga dikenal dengan keindahan
laut dan pantainya. Tentunya, ini menjadi nilai tambah bagi Pemkab Morotai
untuk meningkatkan potensi wisatanya.
Namun, kekayaan bahari serta
sejarah perang dunia ke II ini tidak dimanfaatkan dengan baik oleh Pemkab
Morotai. Hal ini disampaikan, Ketua Bidang Olahraga dan Parawisata HIPPAMORO
Provinsi Maluku Utara, Zunajar Sibua pada Posko Malut, Selasa (08/10/2019).
Menurutnya, Pemkab Pulau
Morotai gagal dalam mendorong Parawisata sebagai sektor unggulan, karena
manajemen pengelolaannya yang tumpang tindih. Sebut saja event festival land of
stories Morotai yang dilaksanakan Agustus kemarin.
Kegiatan yang menghabiskan
uang daerah mencapai Rp. 10 miliar ini tidak memberikan dampak positif bagi masyarakat
lokal. Bahkan, tidak memberikan konstribusi besar dalam meningkatkan PAD.
Buktinya, PAD dari sektor pariwisata hanya mencapai Rp. 43,4 juta dari target
yang diberikan.
“Tak bisa kita pungkiri kalau
pariwisata Morotai masih kalah bersaing. Padahal Morotai sendiri telah
ditetapkan sebagai satu di antara sepuluh destinasi pariwisata prioritas
nasional atau yang akrab di kenal sepuluh bali baru,” ungkap Zunajar Sibua.
Lanjutnya, pengeluaran saat
festival land of Stories Morotai lebih besar dari target PAD yang didapat,
sehingga harus menjadi bahan evaluasi bagi Pemkab Morotai.
“Pemkab tidak hanya sekedar mencari
Rekor MURI semata, tapi substansi kebijakan pariwisata adalah untuk
kemaslahatan rakyat kecil. Andaikan saja anggaran yang begitu besar
dialokasikan pelatihan-pelatihan sumber daya manusia di bidang pariwisata,
tentunya itu jahu lebih efektif,” terangnya.
Selain itu juga, Pemkba
Morotai harus membangun sarana dan prasarana diobjek wisata yang masih baru. Misalkan,
Goa Popogu di Desa Sangowo Barat, air terjun raja, dan beberapa objek wisata
lainnya yang butuh perhatian dan pengembangan dari pengambil kebijakan.
“Bagi saya itu justru lebih baik, masyarakat harus dididik untuk mampu mengelola dan mengembangkan potensi wisata, sehinga dampak pembangunan pariwisata tidak terkesan pada masyarakat hanya sebatas tukang sapu rumput semata. Pelatihan-pelatihan SDM Pariwisata harus diutamakan karena dapat menjadi cikal bakal sustainable tourism yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat, juga pendongkrat PAD Morotai yang lebih baik,” akhirnya. (ota/red)
Komentar