SANANA-PM.com, Permasalahan pembangunan Masjid Pohea Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara, nampaknya terus mendapat sorotan. Kali ini, sorotan datang dari Pemuda desa setempat. Aryanto Kaunar, yang merupakan salah satu Pemuda Desa Pohea mengatakan, untuk pekerjaan pembangunan Masjid tersebut, pihaknya meminta penegak Hukum dalam hal ini, Polres dan Kejaksaan Kabupaten Kepulauan Sula (Kepsul), untuk segera memangil dan memeriksa Kontraktor yang mengerjakan Masjid tersebut.
Pihaknya menduga sebagian anggaran pembangunan masjid tersebut telah dikorupsi oleh sejumlah pihak terkait. “Kami menduga, sebagian dari anggaran masjid tersebut telah dikorupsi oleh kontrak, sebab sudah menghabiskan anggaran daerah Rp 4 miliar lebih, namun pekerjaannya terbengkalai dan hingga kini tidak bisa digunakan,” ungkap Aryanto, saat menghadiri diskusi tentang Pembangunan Masjid Pohea yang digelar KNPI Kepsul, Sabtu (18/1/2020).
Aryanto menambahkan, anggaran pembangunan masjid tersebut telah dianggarakan melalui APBD Kepulauan Sula, selama kurang lebih lima tahun berturut-turut. Namun anehnya, pekerjaan masjid itu tidak bisa tuntas. Bahkan, lantai dua rumah ibadah yang sudah menghabiskan anggaran daerah senilai Rp 4 miliar lebih itu diduga gagal konstruksi. “Kami menduga sebagian anggaran masjid itu di korup oleh pihak terkait, sebab berdasarkan hitungan kami di masayarakat Pohea, anggaran yang dibutuhkan untuk menyelesaikan Masjid itu hanya Rp 2 miliar lebih, tapi saat ini sudah Rp 4 miliar habis, tapi pekerjaan tidak tuntas, itu berarti ada yang tidak beres dengan pekerjaan itu,” ungkapnya.
lanjut Aryanto, bukan hanya kondisi fisik proyek yang terbengkalai. Namun pekerjaan Masjid tersebut, juga diduga asal jadi. Sebab lantai dua masjid itu, kini tidak bisa digunakan warga setempat untuk beribadah, karena konstruksi tidak kuat, tidak sesuai dengan yang ditentukan dalam kontrak. Bukan hanya itu, atap Masjid tersebut juga bocor di beberapa titik, sehingga saat musim hujan, petugas Masjid harus menyediakan beberapa ember untuk menampung air hujan.
“Kami minta, penyidik segera panggil dan periksa kontraktor, karena terindikasi kuat, sebagian dari anggaran proyek rumah ibadah itu telah dikorupsi, sehingga pekerjaannya tidak bisa tuntas,” jelasnya. (fst/red)
Tinggalkan Balasan