Makan Ikan, Meningkatkan Imunitas

Oleh : M. GHUFRAN H. KORDI K

Ikan dan biota akuatik merupakan bahan pangan bergizi tinggi. Ikan dan biota akuatik mengandung protein, lemak, vitamin, karbohidrat, selenium, kalsium, dan magnesium. Rata-rata ikan dan biota akuatik mengandung protein 20 % dan kandungan lemak omega-3 yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Sekitar 70 % otak manusia terbentuk dari protein dan lemak, termasuk kolesterol. Karena itu, otak membutuhkan protein dan lemak untuk tumbuh dan berfungsi optimal. Kolesterol diperlukan tubuh, terutama bagi anak dan remaja, untuk pembentukan otak, hormon, memperbaiki jaringan yang rusak, pertumbuhan, membentuk otot, dan sebagainya.

Asam lemak omega-3 pada ikan, khususnya eicosapentaenoat acid atau EPA (20:5n-3) dan dekosaheksaenoat acid atau DHA (22:6n-3) diidentifikasi mempunyai kegunaan yang sangat penting bagi kesehatan manusia. EPA merupakan asam lemak tak jenuh yang mempunyai khasiat antara lain: (a) memperlebar saluran darah, (b) mencegah pergesaran cairan darah atau menurunkan kekentalan cairan darah yang dapat merusak otak dan jantung, (c) menurunkan tekanan darah, (d) menurunkan lemak netral dalam cairan darah, (e) meningkatkan HDL (high density lipoprotein) yang merupakan kolesterol baik menekan LDL (low density lipoprotein) yang merupakan kolesterol jahat, sehingga dapat mencegah penyakit jantung, (f) mencegah kegemukan karena menekan bertambahnya sel-sel lemak, (g) mencegah timbulnya beberapa jenis alergi.

Sedangkan DHA yang juga merupakan salah satu asam lemak tak jenuh, bersama-sama dengan EPA merupakan vitamin F, berkhasiat mengaktifkan sel-sel otak. Khasiat lain dari DHA adalah: (a) menurunkan kepekatan kolesterol dalam cairan darah, (b) mencegah pergeseran cairan darah sehingga dapat mencegah pergeseran pembuluh darah, (c) mencegah kanker, (d) mencegah hitamin penyebab alergi, dan (e) memperlambat proses penuaan dan kepikunan.

Pada beberapa jenis ikan juga ditemukan bahan-bahan yang sangat berguna bagi kesehatan manusia. Selenium pada ikan terbang dapat mencegah penyakit kanker, jantung, reumatik, lemah syahwat dan penuaan. Taurine pada cumi-cumi dapat mencegah penyakit lever, ginjal, pengerasan pembuluh darah dan penurunan daya lihat. Pada ikan mas terdapat vitamin B1 yang dapat mencegah radang mulut dan lidah, herpes, pembengkakan dan stres. Pada ikan kakap ditemukan niacine, vitamin A, B1 dan B2, yang dapat mencegah penyakit kulit sakit perut dan sakit kepala, radang mulut, bau mulut dan pengerasan pembuluh darah. Pada ikan dan berbagai jenis biota laut juga mengandung yodium yang merupakan salah satu bahan yang sangat ampuh mencegah penyakit gondok.

Suatu penelitian dengan menggunakan ikan tuna (Thunnus) menyebutkan, bahwa ikan tuna mempunyai kandungan omega-3 lebih banyak dari ikan air tawar, yaitu mencapai 28 kali. Konsumsi ikan tuna 30 g sehari dapat mereduksi risiko kematian akibat penyakit jantung hingga 50%. Ikan tuna juga kaya selenium. Konsumsi 100 g ikan tuna cukup memenuhi 52,9 % kebutuhan selenium pada tubuh. Selenium mempunyai peran penting di dalam tubuh karena mengaktifkan enzim antioksidan glutathione peroxidase yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas penyebab berbagai jenis kanker.

Suatu penelitian lain di AS (Amerika Serikat) untuk mengetahui apakah minyak ikan dapat menghindarkan manusia dari atherosclerosis atau gangguan jantung yang menyebabkan stroke atau serangan jantung? Dr. Bonnie Weiner dari Pusat Medis Universitas Massachusetts menyatakan, penelitian dengan menggunakan hewan uji babi sebanyak 18 ekor selama 18 bulan, dengan memberi makan babi diet yang kaya lemak (kolesterol). Separuh dari jumlah babi itu diberikan dua sendok makan minyak ikan (cod liver oil) setiap hari. Hasil percobaan menunjukkan babi yang diberikan minyak ikan mempunyai endapan lemak empat kali lebih sedikit dibandingkan dengan babi lainnya (Wijaya, 1991).

Ikan Gabus
Salah satu ikan air tawar penting adalah ikan gabus. Gabus mengandung protein dan albumin yang sangat tinggi sehingga penting untuk kesehatan. Protein pada ikan gabus mencapai 25,2% dengan jumlah albumin 6,2%. Jumlah protein ikan gabus lebih tinggi dibandingkan dengan ikan lain, seperti kakap putih (Lates calcalifer) 24%, mujair (Oreochromis mossambica) 18,2%, belut (Monopterus albus) 18%, lele (Clarias sp) 17,7%, bandeng (Chanos chanos) 20,0%, mas (Cyprinus carpio) 16,0% dan betok (Anabas tetudineus) 17,1%. Kandungan protein ikan gabus juga jauh lebih tinggi dari pada pangan sumber protein hewani yang populer di masyarakat, seperti telur, daging ayam, dan daging sapi.

Ikan gabus memiliki kandungan nutrisi yang cukup komplet. Dalam protein ikan gabus terkandung asam amino yang relatif lengkap. Tidak hanya lengkap, kandungannya juga lebih tinggi dari pangan sumber protein lainnya. Kandungan protein ikan gabus terdiri dari asam amino penting, baik asam amino esensial maupun asam amino non esensial. Asam amino esensial adalah amino yang tidak dapat disintesis di dalam tubuh sehingga diperlukan dari asupan makanan, yaitu isoleusin, leusin, lisin, metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, dan valin. Ikan gabus memiliki semua asam amino esensial tersebut (Daud, 2019). Kelompok asam amino non esensial penting pada ikan gabus, seperti asam glutamat (14.253%), arginin (8.6755%), dan asam aspartat (9.571%) juga relatif tinggi (Asfar et al., 2014). Ketiga asam aminoi non esensial tersebut sangat penting dalam penyembuhan luka.

Kandungan asam lemak pada ikan gabus juga sangat baik untuk kesehatan. Ikan gabus memiliki asam lemak esensial yang cukup tinggi. Selain kandungan asam lemak penting, ikan gabus juga memiliki kandungan mineral yang tinggi pula terutama kalsium, zat besi, dan zink yang sangat baik untuk kesehatan. Mineral zink, tembaga, dan zat besi merupakan pendukung proses sintesis jaringan, sehingga amat berperan dalam proses penyembuhan luka. Mineral, seng, tembaga, dan besi amat diperlukan dalam berbagai proses metabolisme tubuh. Ikan gabus dengan kandungan nutrisi yang lengkap dan bermanfaat bagi tubuh bisa jadi salah satu alternatif pangan untuk memperbaiki gizi buruk yang dialami berbagai kalangan, baik pada bayi, anak-anak, ibu hamil maupun lansia (Daud, 2019).

Karena kandungan nutrisi yang tinggi dan lengkap itulah, maka ikan gabus merupakan salah satu ikan penting yang dapat digunakan untuk memperbaiki anak-anak yang kurang gizi (malnutrisi) dan anak-anak tengkes/kerdil (stunting). Prof. Nurpudji Astuti Daud telah mengolah ikan gabus menjadi biskuit yang diperuntukkan bagi anak-anak yang kurang gizi. Hasil ujicoba biskuit terhadap anak-anak yang ingusan dan flu menurun. Itu berarti, konsumsi biskuit ikan gabus dapat meningkatkan daya tahan tubuh.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi Kartika Sari dari Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin mengungkapkan bahwa pemberian biskuit ikan gabus selama 8 pekan tanpa mengubah pola makan, memberikan perbaikan gizi anak usia 4-5 tahun. Dari 100 gram biskuit fungsional itu mengandung 13,34 gram protein dan energi 523 kalori. Jumlah itu lebih tinggi dibanding dengan biskuit kontrol yang hanya memiliki 5,97 gram protein dan 520,48 kalori (Trubus, Edisi 567 Februari 2017).

Ikan gabus adalah salah satu ikan air tawar yang mempunyai asam lemak omega-3 yang tinggi sehingga sangat baik dikonsumsi penderita hipertensi. Asam lemak omega-3 mencegah penumpukan kolesterol yang dapat menyumbat arteri serta menyebabkan serangan jantung dan stroke. Asam lemak omega-3 juga menjadi platelet darah dari menjadi lengket dan menggumpal bersama-sama untuk membentuk bekuan darah. Efeknya tekanan darah dijaga normal. Oleh karena itu, keberadaan asam lemak omega-3 dalam makanan berperan penting untuk mengurangi kadar trigliserida dan tekanan darah. Selain itu, asam lemak omega-3 juga dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh dan meningkatkan kemampuan belajar anak-anak (Chasanah, 2017).

Kelebihan ikan gabus lainnya adalah kandungan albumin yang tinggi, sehingga ikan gabus menjadi alternatif untuk produksi albumin, sebagai pengganti potensial serum albumin impor yang mahal. Sejumlah penelitian di bidang medis membuktikan kemampuan ekstrak albumin ikan gabus untuk menggantikan serum albumin impor (Suprayitno, 2003). Kemampuan ekstrak albumin ikan gabus murni setara human serum albumin (HSA) 20% (Nugroho, 2016).

Gabus mempunyai banyak nama lokal, seperti jilo (Makassar), haruan (Kalimantan), bocek (Riau), kutuk (Jawa), gapo (Makean, Maluku Utara), kobos (Ternate, Maluku Utara), kabos (Manado, Sulawesi Utara), gastor (Papua), kocolan (Betawi), bogo (Sunda), bayong (Banyumas), dan sebagainya, yang menunjukkan bahwa ikan ini dikenal umum oleh masyarakat Indonesia, karena penyebarannya yang luas. (**)

Komentar

Loading...