MOROTAI-PM.com, Petani kelapa di Kabupaten Pulau Morotai terpaksa kembali kecewa dengan anjloknya harga kopra di pasaran Morotai. Mengapa tidak, jika 2 minggu lalu, harga kopra berkisar Rp. 4.000 perkilogram. Namun, saat ini sudah turun menjadi Rp 3.700 perkilogram.
“Torang sengsara, karena harga kopra tidak sesuai dengan pekerjaan maupun pendapatan, sekarang tinggal 3.700 perkilo,”kata Wanto, salah satu petani kopra kepada Posko Malut, Senin (21/10/2019).
Terkait turunnya harga kopra dibenarkan oleh Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop Pulau Morotai, Hamima Hamisi. “Harga Rp 4.000 per kg itu mulai 1 September kemarin, tapi seminggu yang lalu kita turun cek sudah turun lagi diangka Rp 3.700 kg tapi ada sebagian pengusaha yang masih menjual di harga Rp 3.800 kg. Jadi harga kopra turun ini bukan hanya Morotai tapi nasional,” katanya.
Harga kopra dengan kisaran Rp. 4.000 perkilogram itu hanya bertahan satu setengah bulan saja. Hanya saja, minggu ini sudah turun kembali. Dengan demikian, petani kopra harus gigit jari, karena pengaruh secara global di dunia. “Ini karena pengaruh Dolar, jadi kita tidak bisa ambil kebijakan,”terang Hamima.
Dengan turunnya harga kopra tersebut lanjut Hamima, maka, pihaknya akan mencari solusi untuk keberlangsungan hidup para petani kopra. Misalnya, para petani bisa menjual kelapanya dalam bentuk buah ke Surabaya melalui tol laut. “Tapi nanti kita cari tahu dulu harga kelapa per buah di Surabaya itu berapa, terus dikalikan dengan biaya angkut menggunakan konteiner Tol Laut, mereka bisa untung atau tdak. Kalau memang menguntungkan bagi petani ya kita coba tawarkan ke petani mau atau tidak dijual buahnya saja, biar lebih praktis,”pungkasnya. (ota/red)
Artikel ini sudah diterbitkan di SKH Posko Malut, edisi Selasa, 22 Oktober 2019, dengan judul ‘Petani Kelapa Kembali Keluhkan Turunnya Harga Kopra’
Tinggalkan Balasan