Hari Ibu selalu menjadi momen dan momentum yang penuh emosi, bahkan tidak sedikit dari kita bersimpuh meneteskan air mata tersedu-sedu entah di pangkuannya secara nyata atau di pangkuannya dalam pusara, pun..dimana kita mengenang segala kasih sayang dan pengorbanan yang telah ibu berikan sepanjang hidup kita.

Meskipun kita tidak selalu mengungkapkannya dengan kata-kata, ada satu perasaan yang selalu hadir dalam sanubari kita: kerinduan. Kerinduan itu hadir karena cinta ibu yang begitu besar, yang selalu mengalir tanpa pamrih, tanpa batas. “Ibu, aku rindu,” kata-kata sederhana ini mungkin bisa mewakili apa yang kita rasakan, meski seringkali sulit untuk diungkapkan.

Ibu itu…Cinta Tanpa Syarat

Baca Juga:RECULER

Ibu adalah sosok wanita yang selalu ada dan selalu bersemayam dalam ruang dan waktu untuk kita, bahkan ketika dunia seakan meninggalkan kita, ibu selalu menjadi serpihan syurga bahkan syugra itu sendiri.

Sejak kita masih dalam kandungannya, ibu sudah memulai perjalanan cinta yang tak terhingga. Ia memberikan segalanya—waktu, tenaga, dan hati—untuk memastikan kita tumbuh dengan baik. Setiap tetes keringat dan air mata ibu adalah bukti pengorbanan yang tak bisa terbayar dengan apapun.

Bahkan, Rhoma Irama dalam judul lagunya “Keramat” menyatakan “Darah dagingmu dari air susunya, Jiwa ragamu dari kasih-sayangnya, Dialah manusia satu-satunya, yang menyayangimu tanpa ada batasnya”. Begitu banyak momen yang membuat kita merasa ingin kembali ke pelukan ibu, merasakan kehangatan dan keamanan yang hanya bisa diberikan oleh sosok yang telah memberi kita kehidupan.

Saat kita kecil, ibu adalah pusat dunia kita. Suara ibu adalah lagu terindah yang menenangkan setiap kegelisahan, dan pelukan ibu adalah tempat paling aman di dunia. Namun seiring berjalannya waktu, kita tumbuh dewasa, mulai mandiri, dan mungkin lebih jarang berbagi waktu dengan ibu. Terkadang, kerinduan itu datang begitu saja, tanpa kita sadari. Kerinduan itu muncul dalam bentuk kenangan-kenangan yang tak pernah pudar, dalam senyum ibu yang masih menghiasi memori kita.

Ibu itu…Kenangan yang Tak Pernah Luntur

Bagi banyak orang, kenangan masa kecil bersama ibu adalah kenangan yang tak terlupakan. Kita ingat bagaimana ibu selalu ada di samping kita, memberikan semangat saat kita belajar, menghibur saat kita jatuh, dan mengajari kita banyak hal tentang hidup. Ibu adalah guru pertama kita yang mengajarkan tentang cinta, ketulusan, dan cara menghadapai dunia.

Namun, seiring berjalannya waktu, ada kalanya kita berpisah dengan ibu, baik karena perbedaan jarak, kesibukan hidup, atau bahkan karena kehilangan yang begitu mendalam. Meski begitu, kenangan itu tetap hidup dalam hati. Saat kita merasakan kebahagiaan atau kesedihan, kita sering kali berharap ibu ada di sana, memberikan nasihat dan kasih sayangnya. Dan meskipun ibu tidak selalu ada secara fisik, doa dan harapan kita tetap terhubung dengan beliau, mengingatkan kita bahwa cinta ibu tak mengenal ruang dan waktu.

Ibu itu…Rindu yang Membawa Kedamaian

Kerinduan kepada ibu seringkali datang bukan hanya sebagai perasaan kehilangan, tetapi juga sebagai sumber kedamaian. Mungkin kita merindukan pelukan ibu saat kita merasa lelah dan dunia terasa begitu berat. Atau kita merindukan suara ibu yang menenangkan ketika kita merasa cemas atau bingung.

Kerinduan itu bukanlah perasaan yang membuat kita terpuruk, tetapi justru mengingatkan kita akan kekuatan cinta ibu yang abadi.
“Ibu, aku rindu,” mungkin bukan hanya kata-kata yang terucap saat kita jauh dari ibu, bahkan ibuku itu sudah jauh meninggalkanku di dunia yang lain yang menjadi tujuan akhir manusia, tetapi juga sebuah doa yang mengandung harapan.

Harapan untuk selalu merasakan kehadiran ibu dalam setiap langkah hidup kita, meski dalam bentuk yang berbeda. Ibu adalah sosok yang meski jauh ataupun_tiada dalam ada, tetap memberikan pengaruh yang besar dalam hidup kita. Setiap doa dan cinta ibu akan terus mengalir, menemani perjalanan kita hingga akhir hayat.

So…Menghargai Ibu Setiap Hari…itulah syurga yang sebenarnya.
Hari Ibu adalah waktu yang tepat untuk mengungkapkan rasa terima kasih kita kepada ibu, namun tak ada salahnya jika kita menjadikan setiap hari sebagai momen untuk menghargai ibu. Terkadang kita terlalu sibuk dengan rutinitas sehari-hari dan lupa untuk menunjukkan rasa cinta kita kepada ibu. Mungkin dengan sebuah pelukan, kata-kata manis, atau hanya dengan mendengarkan cerita ibu, kita bisa membuatnya merasa dihargai.

Mungkin ibu tidak pernah meminta apa-apa dari kita, namun dengan menghargai dan menyayangi ibu setiap hari, kita bisa membalas sedikit dari begitu banyaknya kasih sayang yang telah beliau berikan. Tidak ada yang lebih berarti bagi seorang ibu selain melihat anak-anaknya bahagia dan hidup dengan baik.

“Ibu, aku rindu” adalah sebuah ungkapan yang sederhana, namun penuh makna. Rindu itu bukan hanya tentang jarak fisik, tetapi juga tentang kenangan, kasih sayang, dan rasa terima kasih yang terus mengalir. Pada Hari Ibu ini, mari kita luangkan waktu untuk mengingat semua kebaikan ibu, untuk mengungkapkan rasa cinta kita, dan yang terpenting, untuk selalu mengingat bahwa ibu adalah sosok yang tak tergantikan dalam hidup kita. Semoga setiap kerinduan kita kepada ibu selalu menjadi pengingat untuk menghargai dan mencintainya lebih setiap hari dan takkan bertepi, karena cinta seorang ibu adalah anugerah yang tak ternilai. Dan…bagi penulis…setiap hari adalah hari ibu…setiap fajar dan rembulan yang muncul adalah cerminan tersirat dari sosok ibuku, Ibu, aku ingin memelukmu walau hanya sekejab dalam mimpiku…semoga Syurga tempatmu…Rabbigfilii, wali-walidaiya, warhamhuma, kamaa rabbayani shagira…aamiin.