Oleh M. GHUFRAN H. KORDI K
Covid (Coronavirus disease)-19 yang disebabkan oleh virus korona (corona), bukanlah penyakit pertama yang menyebar dan menginfeksi manusia dalam jumlah banyak dan melintasi benua. Beberapa penyakit menyebar secara cepat melewati benua dan membunuh manusia dalam jumlah besar pernah dicatat dalam sejarah.
Tahun 1330 wabah paling terkenal meletup yang disebut sebagai maut hitam. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis berkembang cepat dan membunuh puluhan juta manusia di Asia, Eropa, dan Afrika Utara. Tahun 1520 armada Spanyol membawa virus cacar (smallpox) ke Amerika, kemudian membunuh penduduk Mexico dan sekitarnya. Saat armada Spanyol tiba, penduduk Mexico diperkirakan 22 juta jiwa, selama 9 bulan wabah cacar menyebar, penduduk Mexico tersisa 14 juta atau sekitar 8 juta jiwa direnggut virus cacar.
Wabah penyakit besar yang pernah tercatat terjadi pada awal abad 20. Flu spanyol, nama wabah tersebut, membunuh sekitar 50 juta jiwa manusia di seluruh dunia, bahkan ada yang memperkirakan sekitar 100 juta jiwa. Sementara Perang Dunia I dari tahun 1914-1918 membunuh sekitar 40 juta jiwa.
Di abad 21 beberapa wabah sangat mencemasakan umat manusia, seperti SARS pada tahun 2002/2003, flu burung 2005, flu babi 2009/2010, dan ebola 2014. Namun, berkat kemajuan ilmu dan teknologi kedokteran, serta langkah-langkah penanggulangan yang efisien sehingga jumlah korban dapat diminimalkan.
Siapa Saja Pasti Sakit
Covid-19 merupakan penyakit yang dapat menginfeksi siapa saja, tidak mengenal ras, agama, status sosial, ideologi, dan seterusnya. Virus korona penyebabnya adalah makhluk renik yang hanya dilihat dengan mikroskop elektron, karena itu semua orang yang berakal diminta untuk mencegah dan memutus rantai penyebarannya.
Cara pencegahannya dengan tidak berkumpul, menjaga jarak, menjaga kebersihan, dan penyemprotan dengan disinfektan. Cara ini efefktif untuk memutus rantai penyebaran, karena sebagian carrier (pembawa) tidak menunjukkan gejala sakit, padahal dia dapat menyebarkan kepada orang lain. Ketika merasakan gejala terifeksi dan telah terinfeksi harus diisolasi atau melakukan isolasi mandiri, sehingga tidak menularkan kepada orang lain. Sakit itu manusiawi, karena itu harus berpikir positif dan selalu berdoa untuk sehat.
Sementara yang sehat harus menjaga kondisi fisik agar tetap sehat sehingga tidak menambah jumlah pasien, yang akan membebani fasilitas kesehatan dan tenaga medis yang memang sudah terbatas. Berdoa dan mendoakan yang sakit adalah bagian dari kekuatan untuk bangkit dan membangkitkan.
Sakit dapat menimpa siapa saja dan di mana, karena itu kita semua tidak boleh mencap atau menstigma kepada mereka yang terinfeksi korona. Kita harus menyebarkan dan menularkan energi positif. Kita harus menggunakan bahasa-bahasa positif dan menghadapi situasi saat ini. Tuhan maha pengasih, Tuhan maha penyayang, Tuhan maha penolong, Tuhan maha penyembuh.
Mari Berbagi
Kondisi saat ini juga memberatkan sebagian tetangga dan saudara kita, karena aktivitas menjadi sangat terbatas. Sebagian tetangga dan saudara kita kesulitan memperoleh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kita yang ribut dan angkuh karena merasa sangat religus, ketika diminta untuk sementara tidak beribadah di rumah ibadah dulu, waktunya mengeluarkan sebagian rezeki yang diberikan Tuhan untuk mereka yang sekarang tidak mempunyai pendapatan.
Dalam situasi seperti ini adalah menjadi tugas dan kewajiban negara atau pemerintah. Kehadiran negara diperlukan untuk mengatasi keadaan sehingga hak-hak rakyat dalam kondisi sulit dapat dipenuhi. Tapi sebagai rakyat, dan terutama sebagai manusia, semua orang harus ikut berkontribusi untuk mengatasi kesulitan saat ini secara bersama-sama.
Saatnya orang harus mengulurkan tangan kepada tetangga dan saudara yang kesulitan, karena kita semua akan bertanggung jawab di depan Tuhan, apa-apa yang terjadi di sekitar kita. Tidak perlu kita bermulut besar cerita ibadah, cerita Tuhan, cerita kebaikan, cerita surga, dan sebagainya kalau tetangga kita kelaparan.
Berpikir Positif
Covid-19 adalah salah satu penyakit, seperti penyakit-penyakit lain yang dapat membunuh manusia. Virus korona yang menyebabkan Covid-19 adalah salah satu ciptaan Tuhan yang sudah ada di bumi, yang saat ini menjadi pembunuh. Virus itu tidak muncul tiba-tiba dan menjadi pembunuh, melainkan karena ketelodoran manusia sendiri dalam mengelola alam.
Virus adalah ciptaan Tuhan sangat kecil, yang telah menjadi bagian dari siklus alam. Virus adalah makhluk yang berguna bagi kehidupan. Studi-studi dalam ilmu-ilmu alam dan kedokteran telah membuktikan bahwa virus itu berguna bagi kehidupan manusia. Dan kalau saat ini, salah satu virus menjadi berbahaya dan membunuh, itu karena faktor manusia sendiri, bukan karena virusnya.
Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kemampuan warga untuk selalau siap menghadapi situasi apa pun. Pemerintah menyiapkan layanan kesehatan untuk semua warga negara tanpa diskriminasi. Di masa yang akan datang, fasilitas kesehatan harus ditingkatkan untuk menghadapi situasi terburuk, seperti sekarang ini.
Covid-19 sekaligus koreksi dan teguran keras terhadap pemerintah di semua level, yang selama ini tidak membangun fasilitas kesehatan yang memadai. Karena jika sakit, semua pejabat ramai-ramai berobat ke ibukota atau ke luar negeri. Fasilitas kesehatan di daerah tidak dipedulikan karena hanya menampung rakyat miskin, bahkan masih ada rakyat miskin ditolak masuk rumah sakit.
Sebagai manusia yang berakal dan beragama, harus selalu positif dalam menghadapi setiap situasi. Covid-19 adalah salah satu bencana, karena itu manusia harus positif melihat bencana tersebut, untuk memanfaatkan kemampuan yang sudah diberikan Tuhan, tanpa perlu menepuk dada atau sombong. Dengan begitu, kita bisa berkontribusi pada kemanusiaan, sekaligus beramal.[]
Tinggalkan Balasan