Dishub Malut: Kapal Tol Laut Kurang Diminati Pelaku Usaha Lokal
SOFIFI-PM.com, Kapal tol laut di Provinsi Malut yang disubsidi pemerintah pusat melalui kementerian perhubungan kurang diminati pelaku usaha. Buktinya, kontainer kapal tol laut banyak yang kosong, padahal biaya sangat murah jika bandingkan biaya kapal kargo lain.
"Ini sangat disayangkan, tidak dimanfaatkan oleh pelaku usaha lokal untuk menggenjot produk olahan UKM atau hasil pertanian dan perikanan untuk dijual ke Surabaya," kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Malut, Armyn Zakaria, kepada wartawan , Sabtu (16/1).
Armyn, mengaku, hasil evaluasi penyelenggaraan angkutan barang laut (tol laut) tahun 2020 lalu masih banyak kontainer tidak terisi saat angkutan balik ke pangkalan Tanjung Perak tersebut. Padahal, melalui program tol laut, harga dan keuntungan yang diperoleh petani dan pelaku usaha lebih kompetitif. Karena biaya angkut barang logistik ke Surabaya mencapai 50 persen, selisihnya dari kargo lainnya. Untuk itu ia mengajak organisasi perangkat daerah (OPD) yang menangani sektor industri, perdagangan, kelautan dan perikanan, serta OPD yang memiliki program pembinaan kelompok tani agar bersinergi memasarkan hasil produksi ke Surabaya.
"Saya berharap dinas Perindag menjadi leading sektor, dengan mengumpulkan semua produk hasil olahan pelaku usaha lokal di satu tempat. Kemudian dikirim secara bersama ke Surabaya,"pintanya.
Armyn, menambahkan, program tol laut tersebut menghubungkan hampir semua pelabuhan di kabupaten/kota se-Malut, dengan waktu durasi selama 15 hari bongkar muat barang."Karena itu mari kita semua jernih melihat peluang ini, untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya para pelaku usaha lokal,"bebernya. (iel/red)
Komentar