WEDA-PM.com, Gizi buruk menjadi masalah serius yang harus dituntaskan Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah, apalagi faktor terbesar terjadinya gizi buruk adalah masalah ekonomi dan pendidikan. Seperti kasus gizi buruk yang terjadi di Kecamatan Patani Timur pada 2019 ini.

Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Halteng Rijja Rajana, menyebutkan kasus gisi buruk ini tersebar di Kecamatan Patani Timur dan Kecamatan Patani Utara. “Selama ini yang terjadi adanya gisi buruk itu karena faktor pendapatan ekonomi,”kata Kepala Dinas Kesehatan Pemkab Halteng, Rijja Rajana baru-baru ini. Ternyata kata Kadinkes, rumah yang masih berlantai tanah, berdinding papan serta jarak anak yang satu berdekatan serta banyak anak juga menjadi pemicu adanya gisi buruk.

“Kalau ekonomi itu asupan gizi. Bahkan ada anak-anak gizi buruk yang orang tuanya lulusan SD. Itu artinya tingkat pendidikan juga berpengaruh,”jelas Kadinkes.

Menurutnya, gizi buruk itu tidak berdiri sendiri. Tetapi ada faktor lain yang menjadi pemicu terjadinya gizi buruk. Gizi buruk lanjutnya, bukan faktor keturunan. 

“Tapi orang yang stanting (Pendek) resikonya gizi buruk. Walaupun gisi buruk itu beda dengan orang yang lahir stanting,”ujarnya.

Kadis menjelaskan gizi buruk sangat kompleks, tidak hanya persoalan kesehatan saja. Lantaran itu dinas kesehatan sampai di jajaran puskesmas mulai mendeteksi, tidak boleh menunggu hingga terjadinya gizi buruk. Protap dinas kesehatan lanjutnya, melalui layanan di posyandu.

“Penimbangan berat badan di posyandu itu pada akhirnya akan kita diketahui ada bayi dengan DGT (Bayi di bawah garis titik). Jadi ada KSM nya. kalau itu ditimbang setiap bulan. Kalau bayi masuk dalam DGT dan BGEY  paling di bawah itu garis merah (GM).  Yang masuk golongan itu langsung diintervensi. Jadi sudah langsung dilakukan penanganan secara kontinu oleh puskesmas, pendampingan kepada keluarga untuk memberikan asupan yakni diberikan makanan tambahan. Kalau sampai gizi buruk, itu penangananya, itu lain, karena itu sudah komples masalahnya,”kata kadinkes. (ies/red)

Artikel ini sudah diterbitkan di SKH Posko Malut, edisi Kamis, 24 Oktober 2019, dengan judul ‘Ekonomi dan Pendidikan Rendah Penyebab Gizi Buruk’