Teh dan Tradisi Menjamu Tamu
Di Indonesia, minum teh sudah menjadi kebiasaan masyarakat. Biasanya, teh menjadi minuman yang sering dihidangkan di pagi maupun sore hari. Namun, tergadang bagi masyarakat tertentu, waktu minum teh juga tidak pasti. Terkadang teh selalu dibuat jika ada tamu yang datang, atau ketika berkumpul dengan keluarga.
Tanaman teh dikenal sejak 1686. Lelaki berkebangsaan Belanda, Andreas Cleyer, memperkenalkan tanaman ini di Indonesia. Namun, saat itu teh masih dijadikan sebagai tanaman hias oleh masyarakat Indonesia. Masyarakat saat itu belum memanfaatkan teh sebagai minuman seperti sekarang ini.
Pengamat sosial Agus Suryadi, menuturkan, kultur sejarah budaya minum teh yang masuk ke Indonesia terbagi dua, yakni budaya Tiongkok dan Jepang. Bagi kedua budaya ini minum teh adalah cara untuk mempererat tali silaturahmi dan menjaga kesehatan. Tetapi, seiring perkembangan globalisasi, persamaan yang masih melekat adalah minum teh untuk mempererat tali silaturahmi saja, sedangkan untuk menjaga kesehatan sudah mulai memudar. (sindonews.com, 22/12/2020)
Saat ini di Indonesia, semua orang menyajikan teh tanpa ada aturan yang sama. Ibaratnya minum teh merupakan minuman pokok orang Indonesia sesuai dengan keinginan mereka bagaimana menyajikannya, baik itu dalam cangkir, gelas tanah liat, dingin, hangat, manis, ataupun tawar. Meski budaya minum teh di Indonesia dipengaruhi oleh budaya dari Jepang, namun tradisi minum teh di Indonesia berbeda dengan Jepang.
Hingga saat ini, ritual minum teh di Jepang masih terawat dengan baik. Bahkan, ketika tamu datang, mereka tidak langsung begitu saja menghidangkan teh untuk tamu, ada ritual-ritual tersendiri. Di Jepang, ketika tamu datang, tuan rumah lalu mengantar ke ruang tunggu. Setelah itu, tuan rumah mengajak tamu berjalan ke taman. Setelah mencuci tangan di pancuran taman, tamu masuk ke ruang penyuguhan teh. Tuan rumah akan menyiapkan teh kental dan setelah selesai ia akan membunyikan gong yang menandakan tamu untuk memulai upacara minum teh di ruang penyuguhan teh.
Teh biasanya disiapkan khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh. Ruang untuk minum teh disebut chashitsu . Sebelum meminum teh, posisi motif cawan (mangkuk teh) tidak boleh berada di bawah mulut untuk menghormati karya lukis pada cawan. Biasanya teh disajikan dengan kue manis untuk menetralkan rasa pahit teh.
Upacara minum teh selain membangun keakraban keluarga, juga mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang mencakup tujuan hidup, cara berpikir, agama, apresiasi peralatan upacara minum teh dan cara meletakkan benda seni dalam ruangan upacara minum teh. (lombokita.com, 27 Juli, 2017).
Teh merupakan salah satu minuman yang paling populer di seluruh dunia. Penyajiannya pun beragam. Memperlakukan teh dengan cara yang beragam tidak hanya pada proses penyajian teh. Namun mulai dari proses memanen, di beberapa daerah memiliki cara tersendiri yang khas.
Jika tradisi Jepang dalam memperlakukan teh saat menjamu tamu, maka lain halnya dengan Indonesia yang memiliki tradisi tersendiri saat mamanen teh. Di daerah Karanganyar, misalnya, sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen teh di perkebunan Kemuning, warga Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso menggelar tradisi tarian Bedayan Pucuk Putri di kawasan perkebunan setempat. Tarian ini diperagakan oleh sembilan remaja putri di desa tersebut.
Acara diawali dengan kirab gunungan hasil bumi yang dibawa ke salah satu sumber mata air. Lokasi itu dipercaya sudah digunakan nenek moyang mereka untuk mengolah tanaman teh. Kemudian, dilanjutkan dengan tari bedayan pucuk putri yang diperagakan sembilan remaja putri di tengah-tengah pohon teh. Sembilan remaja putri itu, menari dengan memakai kain bercorak batik sambil menggendong keranjang bambu yang berukuran sedang, biasanya keranjang seperti itu yang digunakan oleh petani untuk meletakan hasil petikan daun teh.
Acara tersebut, dimaksudkan sebagai bentuk rasa syurkur masyarakat setempat atas kehadiran perkebunan teh. Sebab, tanaman teh memberikan manfaat yang sangat besar bagi masyarakat setempat. Karenea satu batang tanaman teh, bisa menyimpan 70 liter air. (Jawapos.com, 2019).
Keunikan dalam proses memanen daun teh juga terjadi di Perkebunan Teh Malabar, Afdeling Sukaratu, Bandung, Jawa Barat. Kali ini bukan tentang tradisi berupa tarian yang dilakukan sabelum memanen teh. Namun, ada kebiasaan unik yang dilakukan oleh para wanita sebelum memanen daun teh. Di sana, para pemetik teh rajin bersolek ria dan selalu tampil cantik merona walau di bawah terik matahari. Rahasianya, mereka selalu bergincu, menggunakan fundation, dan memakai bedak sebelum memulai kegiatan memetik daun teh. Atau dalam bahasa modern disebut dengan istilah touch up. Tujuannya adalah agar tampak segar dan sehat. Rian Septiandi (Kompas, 2020).
Setiap daerah di Indonesia memang memiliki cara tersendiri dalam memperlakukan teh. Berbeda dengan daerah di Pulau Jawa, yang langsung mengelola tanaman teh mulai dari proses memanen hingga memproduksi the. Di Timur Indonesia, sebagian besar daerah hanya sebagai penikmat teh di pagi dan sore hari, maupun hanya saat menjamu tamu.
Di Maluku Utara, misalnya, semakin perkembangan zaman, masyarakat mengonsumsi teh dengan berbagai cara. Sebelumnya, untuk menghidangkan teh, harus melalui proses penyaringan. Serbuk teh dari teh naga, kemudian dimasak, lalu disaring untuk memperoleh air teh. Saat ini telah ada berbagai macam cara dengan menghidangkan teh: Teh sariwangi, hingga teh dalam kemasan yang sudah siap disajikan, seperti teh kotak, teh botol, maupun teh gelas.
Meski begitu, dengan kemudahan yang telah ada saat ini, tidak membuat sebagain masyarakat terlena dengan teh siap saji. Misalnya, di Desa Hiri, Provinsi Maluku Utara, masyarakat setempat masih menghidangkan teh dengan proses memasak serbuk teh terlebih dahulu. Kemudian, mencampurkan air teh yang direbus dengan menggunakan biji pala atau kayu manis. Hal itu diakui oleh masyarakat, untuk menambah oromah pada teh yang akan minum. Tidak hanya di Desa Hiri, memperlakukan teh seperti itu pun terdapat di Desa Waiboga, Kabupaten Kepulauan Sula, Provinsi Maluku Utara. Teh seperti itu, tidak hanya dibuat ketika sedang malakukan hajatan, atau berkumpul dengan keluarga, tapi sudah menjadi kebiasan masyarakat setempat dalam mengonsumsi teh. ***
Komentar