Dua Daerah di Malut Masuk Program LIN
SOFIFI-PM.com, hanya dua daerah di Malut yakni Kabupaten Halmahera Selatan dan Kabupaten Kepulauan Sula yang masuk dalam pengembangan Sentral Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) dalam program Lumbung Ikan Nasional (LIN) yang diusulkan Provinsi Maluku Utara (Malut) ke Pemerintah Pusat melalui Menko Maritim.
Usai pertemuan gubernur KH Abdul Gani Kasuba didampingi SekProv Samsuddin A Kadir bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Luhut Bincar Panjaitan di Jakarta beberapa hari yang lalu jadi yang kita usulkan ada tiga yang diterima hanya dua yakni Halsel dan Kepsul,” hal ini disampaikan Sekprov Samsuddin A Kadir saat dikonfirmasi kemarin.
Samsuddin mengatakan, Setelah pertemuan dengan Menteri kordinator bidang kemaritiman Luhut Binjar Panjaitan akhirnya Maluku Utara juga bagian dari program LIN ",kita sudah melakukan rapat mendapatkan informasi sudah disetujui kita di Malut juga menjadi bagian dari LIN"ucapnya.
Tentunya sesuai yang disampaikan bahwa harus ada sentra yang harus dibangun kaitan dengan LIN itu", ,Disebutkan Sekprov ,yang diterima itu Kabupaten Halsel dan kepsul untuk pembangunan SKPT program LIN.
Oleh karena itu,tentunya yang mausk dalam LIN itu akan membangun pabrik es, Cold storage sampai dengan pembangunan armada - armada serta penyiapan sumber daya manusia di bidang nelayan.Untuk itu lanjut Sekprov ,anggaran LIN yang diperuntukan untuk pengembangan SPKT hanya di dua daerah tersebut
Oleh karena itu anggarannya tidak sebesar yang sebelumnya 1 Triliun tetapi akan dibuat proposal kembali",kita akan membuat proposal ulang",saya sudah minta kadis membuat proposal ulang kan kita berbicara pagunya lalu tidak bisa 1 triliun mudah- mudahan bisa capai 100 sampai 200 miliar lumayan kan",ungkapnya.
Plt Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Malut, Abdullah Assagaf menuturkan, Konsep yang dikirim ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP RI) dan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Kemenkomarvest RI) berdasarkan Inpres nomor 7 tahun 2016 tentang Percepatan Industri Perikanan Nasional.
Disebutkan, ada empat SKPT yang diusulkan dalam program LIN, Pertama Pulau Morotai membawahi Halmahera Timur. Kedua, Sofifi membawahi Kota Tidore Kepulauan, Kota Ternate, dan Halmahera Tengah. Ketiga, SKPT Halsel. Keempat, SKPT Kepulauan Sula dan Pulau Taliabu.
Namun, kata Abdullah, sesuai arahan Menkomarvest, Luhut Binsar Pandjaitan saat menerima kunjungan Gubernur KH Abdul Gani Kasuba pada 23 Februari 2021 kemarin, hanya dua yang menjadi fokus pengembangan, yakni SKPT Halsel dan SKPT Kepulauan Sula-Pulau Taliabu.
"Karena Halsel potensinya luar biasa, kemudian Kepulauan Sula lebih dekat dekat dengan Ambon, Maluku. Setiap SKPT ada kegiatan Perikanan Tangkap, Perikanan Budidaya, dan Pemasaran Hasil Olahan," jelas Abdullah Assagaf, Sabtu (27/2)
Berdasarkan proposal yang diusulkan, terdapat tiga komoditas unggulan yang menjadi fokus pengembangan perikanan budidaya, yaitu Ikan Kakap, Kerapuh, Bobara, Udang Vaname, dan Rumput laut. Budidaya ini fokus di keramba jaring apung (KJA).
Disamping itu, lanjut Abdullah, pihaknya juga akan menata perikanan tangkap dengan meningkatkan armada kapal untuk nelayan, daru yang sekarang kapal ukuran 10-30 GT dan 30-50 GT, akan ditingkatkan menjadi 50-100 GT dan 100-200 GT.
"Guna meningkatkan daripada produksi ikan itu sendiri.Selain itu kita juga akan melakukan penataan 13 pelabuhan perikanan, di Maluku Utara,"ujarnya
lebih lanjut Abdullah menambahkan, anggaran yang diusulkan dalam program LIN sebesar Rp1 triliun, dengan bentuk proyek multi years atau tahun jamak. Di tahun ini, anggaran untuk perencanaan dikabarkan bakal dicairkan.
sekedar diketahui , berdasarkan surat Menteri Kelautan dan Perikanan nomor B451/MEN/KP/VIII/2020 tanggal 25 Agustus 2020 sebesar Rp3,286 Triliun untuk merealisasi Maluku dan Maluku Utara sebagai Lumbung Ikan Nasional.(iel/red)
Komentar