SOFIFI-pm.com, Terungkap anggaran perjalanan dinas ESDM Provinsi Maluku Utara dalam daerah nilainya cukup fantastis.

ESDM Maluku Utara setidaknya menghabiskan anggaran sebesar Rp6.485.584.000,00 untuk sembilan kali perjalanan dinas dalam kota dan luar kota pada 2023.

Dari data yang dikantongi, tercatat sebanyak tujuh kali perjalanan dinas ke Tidore Kepulauan dengan besaran anggaran mencapai Rp4.923.462.000,00, dan dua kali ke Jakarta sebesar Rp1.259.058.000,00.

Nilai anggaran tersebut dinilai tidak wajar. Lantas memunculkan kecurigaan terhadap tingginya biaya perjalanan dinas ESDM Provinsi Maluku Utara.

Sekretaris Gerakan Pemuda Marhaen (GPM) Maluku Utara, Yuslan Gani mengatakan, pengeluaran uang negera miliaran rupiah hanya untuk perjalanan dinas dalam daerah perlu ditelisik lebih dalam.

“Bayangkan saja, sekali perjalanan ke Tidore saja biayanya mencapai Rp1.519.592.000,00. Memangnya biaya transportasi dari Ibu Kota Provinsi (Sofifi) ke Tidore itu berapa sih?. Tidak masuk akal,” tanya Yuslan.

Yuslan mengemukakan, OPD-OPD di jajaran Pemerintah Provinsi Maluku Utara lebih berhasrat menghabiskan uang negara bukan pada peruntukannya. Seperti Dinas ESDM Maluku Utara kata dia, harusnya fokus menyelesaikan persoalan pertambangan dan merealisasi program yang tepat sasaran.

“Perjalanan dinas ini ouputnya apa? GPM menduga belanja perjalanan dinas ESDM sebesar Rp6 miliar lebih ini belum tentu sepenuhnya terpakai,” bebernya.

Ia kemudian menyentil persoalan Sagea sampai saat ini masih diperbincangkan, belum lagi PT Prinven Lestasi di Halmahera Timur.

“Terus untuk apa ke Jakarta kalau pada akhirnya ESDM selalu berdalih persoalan tambang itu wewenang pemerintah pusat. ESDM perlu tahu, akhir-akhir ini ada sejumlah IUP yang mulai bermunculan,” bebernya.

Yuslan menegaskan, secara kelembagaan mengaku prihatinan atas besarnya anggaran perjalanan dinas pada ESDM yang dihabiskan hanya untuk kegiatan birokrasi, tapi tidak berdampak langsung kepada masyarakat.