LABUHA-pm.com, Kehadiran PT Intim Mine Sentosa (IMS) dinilai merugikan masyarakat lingkar tambang di pesisir Obi Selatan, Kabupaten Halmahera Selatan.

Pasalnya, sejumlah lahan milik warga hanya dibayar dengan harga Rp2.000-, hingga Rp3.000-, per-meter persegi. Sementara, eksplorasi PT IMS sangat berdampak pada lingkungan sekitar.

Protes kemudian dilayangkan salah satu warga Desa Bobo, Kecamatan Obi Selatan, Meydi Noldi Kurama. Kepada media ini, Meydi menyatakan menolak keras PT IMS beroperasi di Wilayah Obi Selatan, karena hanya akan merugikan masyarakat.

Dirinya menyebut, menimbang pengalaman dari pembayaran tanah masyarakat di Desa Fluk dan Gambaru memang sangat miris. Warga perlu berkaca dari kejadian dua desa tersebut.

“Sangat tidak rasional harga tanah dihargai 2-3 ribu rupiah per meternya. Ini kan namanya pembodohan di atas pembodohan. Harga per meter tanah disamakan dengan 1 batang rokok dan bahkan lebih mahal 1 bungkus harga mie instan,” kesal Meydi.

Noldi sapaan akrab Meydi mengatakan, perusahaan sudah beroperasi. Hal itu akan memicu kerusakan lingkugan yang menyebabkan resiko banjir di Desa Bobo.

Sebab diketahui bahwa Desa Bobo diapit dua sungai. Lokasi PT IMS tepat berada di belakang desa yang aliran sungainya berpapasan dengan tempat eksplorasi.

Hadirnya perusahaan lebih hanya kepada menimbulkan potensi kehancuran bagi desa setempat.

“Sementara, desa kami punya historis panjang dan kami tidak mau terjadi sama persis dengan Desa Kawasi yang sekarang sudah dipindahkan. Tidak rasional bagi kami ketika orang datang bertamu lalu kemudian mengusir tuan rumah untuk angkat kaki dari rumah yang mana dia tinggal,”cetusnya.