TOBELO-PM.com, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Halmahera Utara (Halut) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) nampaknya pasrah dengan tingginya penderita HIV/AIDS yang di Halut. Bahkan, Dinkes Halut tidak memiliki strategi ampuh untuk menekan angka penderita menular ini.

Kadinkes Halut, Muhammad Tapi Tapi pada poskomalut.com, Selasa (17/09/2019) mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk menekan angka penderita HIV/AIDS Halut yang kian hari terus bertambah. “Jadi ini memang penyakit sudah mengancam masyarakat Halut sejak 2010, untuk itu Dinkes tetap berupaya mengatasi, sebab ini penyakit menular,” kata Muhammad.

Muhammad mengakui, untuk memberantas penyakit menular ini sangat sulit karena tidak bisa dilihat. Olehnya itu, pemerintah tidak punya cara lain, hanya bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk menghindari tindakan yang bisa menyebabkan penularan penyakit HIV/ADIS.

“Memang sulit untuk mengatasi penyakit ini, tetapi bukan berarti kita terus-terusan dihantui dengan penyakit ini. Maka dari itu, kami terus memberikan pemahaman yang baik, tentang bahaya HIV/AIDS kepada masyarakat, terutama melakukan pemeriksaan dengan sasaran kepada Ibu hamil,” katanya.

Lanjut Muhammad, data angka penderita HIV/AIDS yang dipublis Komisi Pemberantasan AIDS (KPA) Halut, merupakan data darui Dinkes. Menurunta, sudah berupaya mendeteksi warga yang terkena HIV/AIDS dari tingkat Puskesmas yang ada di Halut. “Kondisi penyakit ini suda sangat besar terinfeksi di Halut berdasarkan data dari kami, kita suda melakukan penanganan bagi yang terinfeksi, dan ada yang sembuh, ada pula yang meninggal,” katanya.

Muhammad menuturkan, Dinkes tidak pernah berhenti mengkampanyekan bahaya HIV/AIDS kepada pelajar, mahasiswa, pemuda, serta ibu ibu rumah tangga dan ibu hamil. Karena memang hanya ini cara pemerintah untuk menekan angka penderita HIV/AIDS. “Masyarakat juga ikut membantu mengatasi persoalan ini, dengan cara mengkampanyekan pemahaman bahaya virus HIV/AIDS yang bisa merenggut korban jiwa,” harapnya.

Menurutnya, data yang ditemukan bahwa terbanyak yang terinfeksi, yakni Kecamatan Tobelo dari 17 kecamatan, menyusul Kecamatan Malifut. Bahkan masyarakat dari Halmahera Barat dan Halmahera Timur yang saat diperiksa ternyata terinfeksi penyakit ini. “Memang hal ini Tobelo dan Malifut menjadi lumbung masyarakat yang terinfeksi HIV/AIDS di Tahun 2019, sebab kedua kecamatan ini ditemukan melalui data dari Puskesmas setempat. Harapan kami masyarakat agar menghindari gejala dari terinveksi virus tersebut, dengan cara saling membiarkan pemahaman akan bahaya virus tersebut, sebab inti dari penyakit ini adalah Gonta ganti pasangan berhubungan seksual. Tak hanya itu, bagi masyarakat agar segera melakukan pemeriksaan untuk bisa diketahui suda terinfeksi atau belum,” imbau Muhammad.

Dirinya menambahkan, di tahun 2019 itu ditemukan delapan kasus di Kecamatan Tobelo dan sudah ditangani. Tingginya di Tobelo karena di Kecamatan ini ada tempat protitusi. “Untuk tahun ini, khususnya Tobelo ditemukan ada 8 kasus yang suda terdeteksi oleh Dinkes. Tobelo juga ada Prostitusi tentunya ini yang menyebabkan peredaran HIV/AIDS yang cepat,” katamya. (red)